Sedangkan
menurut Plato Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan
gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian
besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era
Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara
bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu,
maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang
mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung
Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di
Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan
puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di
kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian
Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Santos
berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu
berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung
berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera
sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung
berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan
luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai
benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh
gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan
gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam
usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak
Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi
bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang
katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos.
Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak
berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu
tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed
magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya
lebih senang kepada kebenaran.”
Namun,
ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat.
Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis
dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua,
jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di
antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung,
Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari
gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ini
ada lagi yang lebih unik dari Santos dan kawan-kawan tentang usaha
untuk menguak misteri Atlantis. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan
seseorang yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis
di kehidupan sebelumnya “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan
dan kondisi sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan
masukan agar bisa merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis.
Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa
Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.
Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang
berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita
“Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit
listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang
bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di
tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar
hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya
melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem
operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati,
memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini
adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang
lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung
lainnya wanita.
Rambut
saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas,
persis seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan
bengkok jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata
oleh ahli penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat
yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa “tubuh merupakan kuilnya
jiwa”, oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan cara
berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Saya mengenakan
baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang diikat di
pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok
panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian tidak,
semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian
seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini
hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita.
Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening
yang sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan
untuk pengobatan. Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan
pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki fungsi pengobatan.
Berkomunikasi dengan Hewan
Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di
sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau
besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah
danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area
danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari
lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali
ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah
tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan
penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan
serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi
mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba. Saya sering berenang bersama
mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan
nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi
mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya
dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin
pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan
memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara “wuung”
yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.
Saya
paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti
kuda makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di
atas kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat
hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami
acap kali bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat”. Unicorn
akan menjawab: “Baiklah”. Kita lari bersama, rambut kami berterbangan
tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat.
Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau
maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.
Saya
sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali
tidak percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa
mengatakan kepadaku: “Saat ketika kondisi dunia kembali pada
keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling
mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.
Lingkungan yang Indah Permai
Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas.
Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka
duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga
segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang
berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda
secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput
ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas
tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak
tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.
Di
lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah.
Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting
di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan
memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam
jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah
ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung
jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.Sebagian
besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan
tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap
stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan
pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan mereka.
Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih bermanfaat, ini
membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan, marah dan suasana
hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh
manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut telah dibuktikan.
Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau
sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing orang-orang ini
bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang akan menuju ke
kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini merupakan hal yang
paling mendasar.
Seluruh
kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat
secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur.
Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa
pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem
keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa
dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau
kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.
Teknologi yang Tinggi
Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang”
(UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran
dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk
perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol
yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip
seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga
menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi
rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan
cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
Atlantis
adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi
menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian
besar informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin,
mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip
dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan
mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat
lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal
besar, juga dikerjakan melalui hati.
Pengobatan yang Maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan
yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian
dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara
keseluruhan.
Pusat
pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita
masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke
sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama,
asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang pengobatan
akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan
ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas
granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan
pengobatan yang sesuai untuk pasien.
Setelah
itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan
di pasien. Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir
akan tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar
energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua indera
yang ada akan sehat kembali, “warna” menyembuhkan indera penglihatan,
“aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indera penciuman, “musik yang
merdu” menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, “air murni”
menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air dari
tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh
dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik
pengobatan selalu berkaitan dengan “medan magnet” dan “energi matahari” ,
sekaligus merupakan pengobatan secara fisik dan kejiwaan.
Pendidikan Anak yang Ketat
Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta
bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang
pintar” akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak.
Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah,
menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan
dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat
getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran
positif dan kisah bertema filosofis.
Pusat
pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk
menjadi makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar
membuka pikiran, agar jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di
tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang sangat
besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis,
biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun,
tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan
setiap orang.
Di
seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun.
Mereka menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung
sekolah terdapat lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat
bimbingan. Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat. Sang murid
santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak
mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan
perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada
kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif.
Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak
dalam keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak
besar. Ini merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif,
sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan
perhatian. “Orang pintar” membimbing si murid, tergantung tingkat
kemampuan menyerap sang anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang
dimilikinya. Dengan begini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama
mengembangkan potensinya.
Pemikiran
maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam
masa belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka.
Semakin tinggi tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi
getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran inheren,
maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran
terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang
positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada
keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir
orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak
dibenarkan.
Dalam
buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter
leluhur kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami
waktu itu. Misalnya, memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah
inteligensi dengan keras melarang mencampuri kehidupan orang lain.
Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh memaksa atau
menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab atas
perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman
adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini sangat
baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah pelindung
kami.
Kiamat yang Melanda Atlantis
Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan
perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan
melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali
tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada
perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk
mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan
kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan
sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan
makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara
keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia
kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Ada
juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah
manusia separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala
manusia. Di saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi
kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun
sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks.
Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan
ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan
takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat
besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan
untuk memilih, dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan
inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai lawan main,
biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak
matang.
Teknologi Maju yang Lalim
Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung
ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun,
adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik
terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan.
Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara
disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi
udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
Empat
unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling
fundamental dari galaksi dan bumi kami ini, basis materiil yang paling
stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar
hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka
“mengalah” pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi
bermaksud “mengendalikan” 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah
mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang
lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur
pokok dasar pada bintang tersebut.
Menjelang Hari Kiamat
Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang
pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir
dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan
mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai
berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka
akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis
akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran,
Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu
saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu
lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat
yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami
dapat pergi dengan aman ke barat.
Banyak
orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai
ke Mesir, ada juga menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis dengan
kapal perahu, ke daratan baru yang tidak terdapat di peta.
Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh
karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan
meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh
karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah
perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang “aneh”, mereka
kembali dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi
tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di luar Atlantis.
Saya
memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami
kerusakan apa pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke
kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal ditutup oleh pelindung
transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia
akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat
kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus
menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa abad.Saya
masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir,
bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran.
Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami
kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap
menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung
berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok, kami saling
berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap tebal
bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api merah
mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak.
Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah
terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam.
Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala
penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api.
Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air
raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang kelaparan,
menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah menenggelamkan
daratan.
Sumber Kehancuran
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi
bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan
pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern,
sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang
dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban
sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan
dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan,
bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan
hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat,
dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.
Bangsa
Atlantis mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk
mengembangkan seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini
membuat peradaban mereka bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan
penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai
punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato
menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:
“Hukum
yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia,
keadilan Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia,
peraturan hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa
sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa
Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja
dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan
hidup berfoya-foya dan serba mewah.”
Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan
diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak
menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak
senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin
hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan
hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak
dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua
atas karunia Tuhan.”
Hancurnya
peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu
sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul
kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka,
sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang
menakutkan adalah ketika sebagian besar orang “mengabaikan kesalahan”,
hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya diam-diam “menyetujui
kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap
kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat
merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.
Kita
sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin
pelajaran, merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal
kehidupan hanya berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia
materi yang nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna
kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis memenuhi nafsu materiil,
seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan,
tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan,
mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah
kita sedang berbuat kesalahan yang sama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar